LONG LIFE EDUCATION

Kamis, 25 Juni 2009

DAULAH UMAWIYAH / UMAYYAH I

A. Asal Usul Nama Daulah Umayyah
Nama daulah Umayyah berasal dari nama Umayyah Ibnu Abdi Syam Ibnu Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy di zaman jahiliyah. Umayyah dari awalnya memang sudah bersaing dengan keluarga Hasyim Ibnu Abdi Manaf dalam memperebutkan kekuasaan dan kehormatan karena memang mereka telah mencukupi syarat untuk berkuasa di zaman itu. Yaitu dari keluarga bangsawan, mempunyai cukup kekayaan dan putra-putra terhormat di masyarakat.
Sesudah islam datang persaingan tersebut menjadi permusuhan yang nyata. Bani Umayyah dengan tegas menentang Rasulullah dan berusaha menggagalkan dakwah beliau. Yang menyokong dakwah Rasulullah adalah Bani hasyim, dalam peperangan badar kekuatan Quraisy hampir semuanya berpusat pada Bani Abdi Syam. Abu Sufyan yang memiliki iring-iringan unta pembawa dagangan dari Syam ke Mekkah, setelah mengetahui kaum muslimin di Madinah akan menghadang mereka, ia meminta bantuan kepada orang-orang Quraisy untuk menolongnya. Maka penduduk Mekkah di bawah pimpinan Abu Jahal dan Utbah Bin Rabi’ah Ibnu Abdi Syam. Sehingga baik kafilah yang datang dari Syam maupun pasukan penolong dari Mekkah semuanya di bawah pimpinan Bani Abdi Syam, sehingga dari sini timbullah kecongkakan dan kesombongan mereka.
Dengan demikian bani Umayyah adalah orang-orang yang paling akhir dalam masuk islam. Akan tetapi jasa-jasa mereka terhadap islam jarang tandingannya. Ini dibuktikan seperti Abu Sufyan yang kehilangan sebelah matanya ketika ikut berperang bersama Rasulullah, dan kehilangan sebelah matanya lagi ketika mengikuti perang yarmuk di bawah pimpinan putranya sendiri Yazid Bin Abi Sufyan.
Dari semula Bani Umayyah telah menginginkan jabatan kholifah, akan tetapi belum ada kesempatan pada masa pemerintahan abu Bakar dan Umar, maka pada masa kholifah Usman, bani umayyah mendapatkan harapan besar dan menyokong secara terang-terangan pencalonan Usman sehingga usman terpilih. Semenjak saat itu mulailah banu umayyah meletakkan dasar-dasar menegakkan khilafah umayyah sehingga dikatakan khilafah umayyah pada hakikatnya telah mulai berdiri sejak pengangkatan Usman menjadi khalifah. Pada zaman Usman Muawiyah memperkuat dirinya dan menyiapkan daerah Syam untuk menjadi pusat kekuasaan islam dimasa datang.
Kelurgaa bani Umayyah terdiri darai dua cabang, cabang pertama adalah keluarga Harb Ibnu Umayyah, dan cabang kedua adalah keluarga abul Ash Ibnu Umayyah. Kebanyakan khalifah-khalifah berasal dari cabang yang kedua sedangkan dari cabang yang pertama hanyalah Muawiyah, putranya dan cucunya.

Pemerintahan Umawiyah (41-132 H / 661- 749 M)
Pemerintahan ini berdiri setelah khalifah rasyidah ditandai dengan terbunuhnya ali pada tahun 40 H / 661 M. Dihitung mulai Hasan bin Ali menyerahkan kekuasaan pada Muawiyah bin Abi Sufyan pada tanggal 25 Rabiul awal 41 H / 661 M. Dan berakhir dengan kekalahan khalifah Marwan bin Muhammad diperang Zab pada bulan jumadil ula 132 H / 749 M. Jadi pemerintahan banu Umayyah berlangsung 91 tahun dan diperintah sebanyak 14 orang, dengan menempatkan damaskus sebagai ibu kota.

B. Khulafa’ bani Umayyah
1. Muawiyah bin Abi Sufayan (41-60 H / 661- 729 M)
Muawiyah dilahirkan 15 tahun sebelum hijrah.. Muawiyah masuk islam pada tahun 6 H / 627 M pada saat terjadi perjanjian hudaibiyah, Waktu itu ia berusia 23 tahun, tetapi pada saat itu dia masih belum menampakkan keislamannya, islam baru ia tampakkan pada tahun 8 H sat terjadi fathu al makkah.
Muawiyah sering mengikuti perng bersama Rasulullah yaitu pada perang hunain dan thaif, Rasul memberikan ghanimah dalam jumlah yang besar padanya karena ia dianggap sebagai muallaf, lama kelamaan keislamannya semakin kuat, selain itu ia juga ikut dalam perang yarmuk dan membuka Syam dibawah pimpinan Yazid dan menaklukkan qaisariyah dan sebagian pesisir Syam.
Muawiyah adalah seorang pemimpin yang berkepribadian kuat dan amat jujur serta ahli dlam politik. Inilah yang menyebabkan khalifah Umar suka kepadanya dan selanjutnya dimasa khalifah Usman semua daerah Syam diserahkan kepada Muawiyah. Muawiyah telah berhasil memegang jabatan sebagai gubernur selama 20 tahun dan sesudah itu menjad khalifah selam 20 tahun.
Setelah Usman terbunuh dan ali diangkat menjadi khalifah datanglah masanya Muawiyah untuk memulai peranannya:
a. Pemberontakan terhadap khalifah
Tatkala Ali dibaiat sebagai khalifah, dia memecat semua gubernur, namun Muawiyah menolak pemecatan itu dan sekaligus tidak mau membaiat ali sebagai khalifah. Sejak itulah mulai berlangsung serangkaian pertempuran yang terpenting adalah pertempuran di shifin, pada saat kecamuk tersebut ali ditikam oleh Ibnu Muljim sehingga membawanya kepada kematian. Sejak itulah kekuasaan sepenuhnya berada ditangan Muawiyah.
Setelah Ali meninggal, dia digantikan oleh puteranya Hasan bin ali melalui pembaiatan umum. Pada masa pemerintahan Hasan mengalami banyak kesulitan disebabkan ia tidak memiliki banyak ilmu pengetahuan dan jiwa kepahlawanan sebagaimana ayahnya, dimana yahnya saja yang berbekal banyak pengetahuan dan berjiwa kepahlawanan namun ia masih dihadapkan pada kesulitan yang tiada penyelesaian, apalagi hasan, hasan banyak diceritakan kalau ia adalah pemuda yang suka kawin cerai, dalam riwayat dikatakan bahwa ia kawin 100 kali. Disebabkan inilah ia tidak mampu menjalankan tampuk kepemimpin dengan baik sehingga banyak terjadi kekacauan pada masanya. Banyak yang mengingkan agar Hasan turun dari jabatannya termasuk adalah Muawiyah. Pada saat itu hasan mau mengundurkan diri dari kepemimpinanannya tapi dengan beberap syarat, yaitu:
o Muawiyah tidak menaruh dendam pada orang irak
o Menjamin keamanan dan memaafkan mereka
o Pajak tanah ahwaz diperuntukkan padanya dan diberikan tiap tahun
o Muawiyah membayar pada saudaranya, yaitu Husein 2 dinar
o Pemberian kepada bani Hasyim harus lebih banyak dari pada bani Abdi Syam.
b. Penaklukan dimasa pemerintahan bani umayyah
o Wilayah barat
Wilayah Romawi, dia berhasil menaklukkan Jurba di Tunisia pada taahun 49 H, kepulauan Rodesia pada tahun 53 H, kepulauan Kreta pada tahun 55 H, kepulauan Ijih pada tahun 57 H,.
Wilayah Afrika, Benzaeat ditaklukan tahun 41 H, Qomuniyah dan susat ditaklukan pada tahun 45 H, dan penaklukan wilayah Kur Sudan sampai pada al Jazair.
o Wilayah timur (negeri Asia tengah Sindh)
Berhasil menaklukan Sajistan, Thakharistan pada tahun 45 H, pada tahun 44 H kaum muslimin menyerang wilayah Sindh dan India, sehingga kawasan tersebut tidak selamanya stabil kecuali pada masa Walid bin Abdul Malik
c. Wafat
Muawiyah telah melalui sejarah hidupnya dengan jejak yang baik, masa pemerintahannya dianggap sebagai salah satu pemerintahan yang paling baik dengan dalam perjalanan kekuasaan islam, keamanan terjamin, unsur-unsur yang memeranginya selalu kalah dan banyak melakukan ekspansi. Dia wafat pada tahun 60 H / 679 M, setelah memerintah selama 20 tahun.
2. Yazid bin Muawiyah (60-164 H / 679-683 M)
Dia bernama Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan, dia tumbuh dalam kehidupan yang serba mewah dan manja. Dalam hidupnya ia suka bersenang-senang dan berburu.
Seluruh negeri membaiatnya menjadi khalifah setelah ayahnya wafat.
Yazid Ibnu Muawiyah memegang tampuk kekuasaan dalam beberapa hari saja ini dikarenakan banyaknya kesulitan yang timbul di masanya. Walaupun Muawiyah telah berjuang dalam masa yang panjang untuk menduduki kekhalifahan, namun setelah ia meninggal jabatan tersebut tidak berada pada anak cucunya. Muawiyah meskipun telah berusaha dengan sepenuh tenaga agar puteranya Yazid menjadi khalifah setelah ia wafat, namun kesulitan yang besar telah menunggu puteranya tersebut. Maka pada hakikatnya Muawiyah bukanlah mendudukkan puteranya disinggasana kekuasaan akan tetapi malah diatas sebuah roda yang terus menerus berputar yang menyebabkan ia jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir.
”Amat sucilah Tuhan pemilik kerajaan yang sebenarnya.”
a. Penaklukan dimasa pemerintahannya
Selama ia memerintah hanya wilayah Afrika saja yang menjadi tempat eksapansinya dan tidak menambah ekspansi kewilayah lain karena adanya gejolak di dalam negeri, peristiwa tersebut adalah:
o Pemberontakan syi’ah
Yaitu pemberontakan yang terus menerus terjadi sepanjang pemerintahan bani umayyah, penyebabnya adlah menunjukkan sifat tidak suka terhadap sifat anak turun Muawiyah.
o Tragedi Karbela
Husein bin ali ketika terjadi pembaiatan yazid beliau tidak ikut membaiat, penduduk Irak meminta agar ia mau membaiat Yazid, maka Husein, keluarganya, kerabatnya serta pengikutnya berangkat ingin menemui mereka. Namun ditengah perjalanan menuju rumah Yazid Husein dan kerabatnya dihadang olehpasukan Ubaidillah bin Ziyad, disinal terjadi peperangan besar yang akhirnya seluruh sahabat dan pengiku Husein terbunuh begtu pula Husein sendiri, beliau dibunuh dan dipenggal kepalanya dan dibawa kehadapan Yazid, namun untuk menghormati istri-istri Husein kepala beliau dikembalikan.
o Peristiwa Hurrah dan penghalalan Madinah (Dzulhijjah 64 h / 683 M)
Kabar tragedi karbela tersebut sampai ke Madinah dan terdengar oleh Abdullah ibnu Zubair, sehingga ia mengumumkan pencopotan Yazid dari kekhalifahan dan dia membaiat dirinya sendiri dan penduduk Madinah ikut mambaiatnya.
Mendengar berita itu Yazid segera mengirimkan pasukan ke Madina. Dia menghalalkan pertumpahan darah di Madinah dengan membunuh ratusan sahabat dan anak-anak mereka. Akhirnya Madinah takluk, pasukan yazid melanjutkan serangan ke Mekkah tempat abdullah ibnu Zubair melarikan diri, maka Mekkah dikepung dan baitullah dilempari manjanjiq dan dibakar dengan api. Yazid ikut terbunuh saat terjadi pengepungan tersebut sehingga pasukannya kembali ke Syam. Beliau wafat pada bulan rabiul awal 64 H / 683 M. Masa pemerintahannya adalah 4 tahun.
3. Muawiyah bin Yazid (64H / 683 M)
Muawiyah bin Yazid menjadi khalifah setelah ayahnya meninggal. Sayang masa pemerintahannya sangat pendek, dia hanyalah seorang pemuda ayang lemah, masa jabatannya tak lebih dari 40 hari, kemudian mengundurkan diri karena sakit dan mengurung diri dirumah sampai meninggal 3 bulan kemudian.
Pada masa pengangkatannya menjadi khalifah ia pernah mengumpulkan rakyatnya dalam majlis dan ia berpidato:” aku ini tidak sanggup untuk mengurusi kepentingan-kepentingan kamu, maka aku telah berusaha mencerikan untuk kamu seorang pemimpin yang seperti Umar ibnu al Khatthab, yang diminta oleh khalifah Abu Bakar menggantikannya, tapi aku tidak dapati itu. Juga aku telah berusaha mencari enam orang pemimpin seperti pemimpin-pemimpin yang enam yang pernah ditunjuk khalifah Umar untuk bermusyawarah tapi aku juga tidk menemukannya.kamu sekalian lebih tahu akan kepentingan kamu, sebab itu pilihlah siapa yang kamu sukai. Aku tidak ingin membawa khalifah inibersamaku keliang kubur, sedang diwaktu hidupku aku tidak pernah merasakan kenikmatannya ”.
Dengan demikian berakhirlah riwayat Muawiyah satu dan berakhir pulalah kekuasaan anak cucu Abu Sufyan dan mulaialah bani umayyah yang kedua yaitu masa kekuasaan khalifah al hakim ibnu Abul ash ibnu Umayyah.